Beranda | Artikel
Pelajaran dan Hikmah dari Kisah Khubaib bin Adi
Senin, 27 Desember 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Fariq Gasim Anuz

Pelajaran dan Hikmah dari Kisah Khubaib bin Adi adalah kajian tematik yang disampaikan oleh Ustadz Fariq Gasim Anuz Hafidzahullah pada Ahad, 22 Jumadil Awal 1443 H / 26 Desember 2021 M.

Pelajaran dan Hikmah dari Kisah Khubaib bin Adi

Dalam Shahih Al-Bukhari, di dalam كتاب الجهاد والسير, hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus 10 orang dari sahabat dalam ekspedisi militer untuk menjadi mata-mata dan mengawasi gerak-gerik musuh dari kaum Musyrikin Mekah. Hal ini terjadi di awal tahun 4 Hijriyah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menunjuk Ashim bin Tsabit Al-Anshari sebagai pemimpin rombongan. Mereka bertolak dari Madinah sampai ke suatu tempat yang bernama Al-Had’ah, yaitu tempat antara ‘Usfan dan Mekah. Disana ada suku Hudzail dan tinggal orang yang disebut dari kaum Bani Lihyan.

Ketika para sahabat itu melewati kampung tersebut, para kaum Musyrikin dari Bani Lihyan mengejar, jumlahnya sekitar hampir dari 200 orang yang semuanya dari ahli panah.

Rombongan Musyrikin itu mengejar jejak dari para sahabat sampai mereka mendapatkan tempat singgah dari kaum muslimin. Mereka dapatkan adanya kurma yang kaum muslimin bawa dari Madinah. Orang Musyrikin mengatakan: “Ini adalah kurma dari Yatsrib (maksudnya Madinah)”.

Sampai ketika Ashim dan para sahabatnya melihat bahwa mereka dalam keadaan bahaya, mereka melarikan diri sampai ke puncak bukit. Musuh akhirnya mengepung 10 orang tersebut dan berkata: “Turun dan menyerahlah, kami berjanji tidak akan membunuh seorangpun di antara kalian.”

Maka Ashim bin Tsabit berkata kepada anak buahnya: “Adapun saya demi Allah tidak akan turun menyerah untuk ditawan oleh orang-orang kafir. Ya Allah beritahukanlah kepada NabiMu tentang kami ini.”

Maka mereka melesatkan busur panahnya sampai musuh ini berhasil membunuh Ashim dan enam kawannya. Akhirnya tiga orang dari sahabat yang tidak terbunuh tadi turun dengan harapan bahwasanya sudah dijanjikan untuk tidak dibunuh. Mereka adalah Khubaib bin Adi, Al-Anshari, Zaid Ibnu Datsinah dan seorang lagi yang lain.

Ketika musuh sudah berhasil menangkap tiga orang tadi, akhirnya mereka melepas tali yang ada di busur panah kemudian mengikat tiga orang tersebut.

Maka orang yang ketiga dari sahabat ini mengatakan: “Ini adalah pengkhianatan yang pertama. Demi Allah saya tidak akan mengikuti kalian, saya memiliki teladan untuk saya (yaitu mereka yang sudah dibunuh tadi).”

Sahabat tersebut berusaha memberontak akhirnya dibunuh pula oleh musuh. Sehingga delapan orang yang dibunuh insyaAllah sebagai syuhada.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah dalam salah satu kitabnya berupaya menyebutkan nama yang 10 orang ini. Beliau mendapatkan tujuh nama. Adapun yang tiga orang lagi tidak diketahui. Sampai saat ini kita belum mengetahui siapa saja tiga orang tersebut.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran juga bahwa di antara manusia ada orang-orang yang dikenal di langit tapi tidak dikenal di bumi. Dan sebaliknya, ada orang-orang yang dikenal di bumi tapi tidak dikenal di langit.

Kita berusaha untuk menjadi orang yang dikenal di langit. Artinya dikenal, disayang, dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dicintai oleh para malaikat, meskipun tidak dikenal di bumi.

Bagaimana kajian lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Pelajaran dan Hikmah dari Kisah Khubaib bin Adi


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51228-pelajaran-dan-hikmah-dari-kisah-khubaib-bin-adi/